Desain Rumah Ramah, Klaten : Surat kepada Bapak Kris, Tanjung Enim, Sumatra Selatan
Bismillah,
Sebelumnya saya mohon ma'af atas waktu yang agak panjang dalam desain 3 dimensi rumah bapak. Ini semata-mata agar betul-betul saya dapat memikirkannya secara maksimal.
Rumah Ramah
Rumah ini saya beri judul "Rumah Ramah". Yaitu rumah suatu keluarga sarat dengan kegiatan-kegiatan sosial seperti ; arisan, rapat RT dan kumpul-kumpul lainnya. Wajah Ramah pada rumah ini mudah-mudahan tergambar pada desain kami. Kira-kira begitu apa tidak, pak Kris ? Kalau salah mohon ma'af.
Rumah ini juga diupayakan mencari solusi mengurangi radiasi panas dari sinar matahari tropis, dikarenakan rumah ini menghadap Barat. Rumah yang secara langsung "menantang" sengat panas matahari kira-kira antara pukul 13.00 sampai pukul 15.00. Sehingga rumah ini dapat dikatakan ramah juga terhadap lingkungan fisik atau lingkungan hidup.
Baik, sekarang saya akan jelaskan satu - persatu konsep per bagian komponen bangunan rumah atau per ruangan.
Ketika pertama kali kita sampai pada depan rumah, maka yang akan kita lihat sebagai "point of interest" rumah ini adalah Teras Ruang Tamu.
Teras Ruang Tamu dengan gaya terbuka adalah ciri khas Rumah Tropis untuk mendapatkan naungan yang luas dari atapnya tanpa mengurangi semilir angin yang mau lewat di ruangan tersebut (ingat rumah-rumah kuno zaman penjajahan Belanda demikian juga). Teras Ruang Tamu dengan gaya seperti ini juga akan memberi kesan "menyambut" setiap orang yang ingin berkunjung. Kesan "rendah hati" dan tidak sombong atau tidak angkuh. Kesan ini di perkuat dengan adanya pagar yang tidak terlalu tinggi dan berlobang-lobang untuk meninggalkan kesan tertutup dan masif.
Teras ini fleksibel, apabila dibutuhkan ruangan yang lebih luas, maka kita bisa menambah ruangan dengan membiarkan pintu dan jendela terbuka. Sehingga akan terjadi komunikasi antara dalam dan luar secara visual dan verbal. Ruang keluarga bisa menjadi tambahan ruang bila kegiatan-kegiatan sosial perlu mengakomodasi tamu dalam jumlah banyak.
Adat ketimuran biasanya menuntut adanya pemisahan antara pria dan wanita, maka Teras Ruang Tamu dan Ruang Keluarga menjadi sarana menjaga adat ketimuran tersebut ; misalnya tamu pria di depan di Teras dan tamu wanita di dalam di Ruang Keluarga.
Pagar kayu pada teras adalah mengadopsi desain rumah tradisional Indonesia disamping juga, kalau boleh meminjam istilah pak Kris ; supaya tidak terkesan "oblong-oblong". Sebenarnya dalam rumah tradisional Jawa pagar seperti ini kurang diaplikasikan (banyak di aplikasikan pada rumah Betawi dan rumah adat di Sumatra dan Kalimantan) karena luasnya halaman depan rumah. Sehingga masih ada area pemisah imajiner antara Teras Ruang Tamu dengan Jalan Umum. Tapi karena halaman depan rumah pak Kris hanya tiga meter, maka pagar pada teras inilah menjadi solusi agar terjadi susana lebih "privacy" pada Teras ini.
Kemudian, di depan rumah kita juga melihat adanya "gril" jendela-jendela ruang depan yang dirambati tanaman rambat. Gril yang terbuat dari besi "hollow" inilah menjadi solusi menangkal radiasi panas sinar matahari tropis dari arah Barat. Pola garis-garis mendatar pada besi hollow semata-mata memberi gaya minimalis sesuai keinginan Pak Kris.
Jikalau kita melihat bagian atas dari tampak depan rumah ini, maka akan terlihat adanya Balkon di sisi Utara. Balkon ini memang ketika pengajuan Denah Awal tidak ada.
Dalam proses desain, ide ini timbul dikarenakan ; bentuk massa "box" sudah ada pada Tampak Depan rumah ini pada sisi Selatan. Sehingga kalau kita ciptakan bentuk "box" kembali akan timbul kebosanan dan ritme Tampak Depan rumah yang kurang dinamis.
Alasan berikutnya adalah, balkon terletak pada sisi yang bisa diakses melalui
Ruang Kerja yang mana balkon berfungsi sebagai ruang "refreshing" ketika jenuh dalam bekerja.
Balkon juga berfungsi sebagai sarana ruang untuk berbincang-bincang dengan teman, saudara atau siapapun tanpa memutus komuniKasi dengan lingkungan tetangga sekitar.
Sebenarnya balkon pada asalnya ingin saya letakkan di depan Ruang Kerja, tetapi saya berpikir kenapa Balkon tidak saya manfaatkan untuk menutupi ruang jemur yang ada di atas Garasi.
Nah, bila kita mulai masuk ke dalam lagi ke Ruang Keluarga dan Ruang Makan maka akan kita rasakan penyatuan ruang-ruang tersebut. Hal ini adalah untuk menyiasati ruangan dalam rumah agar terlihat luas tanpa sekat. Karena kalau terjadi pemisahan secara tegas pada ruang-ruang ini maka akan terasa sempit.
Konsep yang sama diterapkan secara vertikal, dimana ruang-ruang ini dihubungkan dengan ruang-ruang di lantai atas dengan adanya Void.
Jendela-jendela yang menerus dari atas sampai bawah baik di depan Ruang Keluarga dan Void maupun yang terdapat di depan Teras Belakang adalah agar pandangan ke arah taman belakang dari ruang-ruang atas tidak terhalang.
Begitu pula konsep yang sama diterapkan pada area "box" bordes (lantai transisi) Tangga.
Tangga saya desain dengan bagian "kolong" nya dipadu dengan kusen dan kaca untuk menimbulkan kesan "melayang" dan "ringan" pada tangga. Hal tersebut juga membuat ruang-ruang disekitarnya terasa lega dan tidak "sumpek".
Desain railing dan pagar Void saya desain sama dengan railing Teras Ruang Tamu dan Balkon agar terjadi kesatuan desain (unity) dan kontekstual antara Ruang Luar dan Ruang Dalam.
Untuk semua Ruang-ruang Tidur, dapat menikmati view ke arah taman dalam kecuali Ruang-ruang Tidur yang berada di depan mempunyai view ke depan. Saya sudah berusaha untuk menempatkan seluruh Ruang-ruang Tidur berada pada orientasi arah Matahari Terbit yakni Timur, tetapi karena keterbatasan lahan jualah yang menjadi kendala. Sehingga mau tidak mau harus ada Ruang-ruang tidur yang berada di area Barat. Dengan adanya gril besi hollow yang dirambati tanaman rambat itulah dapat diantisipasi terhadap hangatnya sinar matahari Barat.
Pada sisi kamar mandi, saya buat ruang terbuka kecil, semata-mata agar terjadi sirkulasi udara yang lancar pada Kamar mandi lantai Atas maupun Bawah. Hal tersebut berguna agar Kamar Mandi selalu kering dan tidak lembab. Ruang terbuka kecil itu juga untuk memasukkan cahaya ke kamar mandi, sehingga anggota keluarga setiap masuk ke Kamar mandi pada siang hari tidak perlu menyalakan lampu. Hal tersebut berdampak penhematan energi listrik.
Adapun Dapur saya letakan di depan dekat dengan Garasi mempunyai beberapa alasan ; agar dekat dengan ruang-ruang service dan mudah mengaksesnya bila anggota keluarga pulang berbelanja.
Dapur ini juga mempunyai jendela mendatar yang berguna untuk view ke arah depan bila ada tamu langsung diketahui oleh tuan rumah dalam hal ini pihak wanita yang sehari-hari berada di dapur. Sehingga sang Tamu tidak perlu mengeluarkan suara terlalu keras untuk mengetuk pintu rumah yang biasa dilakukan bila dapur terletak jauh di belakang rumah.
Begitu pula tuan rumahpun tidak perlu membalas dengan suara keras karena dekatnya Dapur dengan Teras.
Dapur juga mempunyai sedikit meja pantry yang berhubungan dengan Ruang Makan sebagai tempat menaruh makanan yang siap disajikan.
Untuk Ruang-ruang service lainnya dikumpulkan di atas Garasi agar mudah dalam operasionalnya. Ruang Jemur di dalam berfungsi untuk menjemur pakaian bila dalam keadaan hujan. Ruang ini saya beri lobang-lobang ventilasi ke arah taman dalam agar timbul aliran angin yang mempercepat keringnya pakaian bila di jemur di dalam, dalam keadaan hujan.
Ruang ini juga mengantisipasi menjemur pakaian dalam keadaan Musim Hujan yang tidak menentu untuk saat ini karena dampak Global Warming (Pemanasan Global) akibat kerusakan lingkungan di negara kita.
Terakhir, adalah Teras Belakang dan Taman Dalam. Teras Belakang ini saya beri atap teritisan yang terbuat dari kisi-kisi bambu di bawah atap kaca. Nuansa siluet bayangan kisi-kisi bambu yang jatuh pada area teras akan memberikan suasana khas Tropis ketika kita duduk-duduk di Teras ini. Suasana ini diperkuat dengan adanya kolam pada Taman dalam. Gemercik air pada kolam akan menimbulkan suasana sejuk pedesaan dambaan setiap insan.
Untuk hal-hal yang lebih detail adalah adanya aplikasi bambu pada pintu gerbang depan. Bambu ini dianyam pada rangkaian besi-besi beton. Suasana akrab Indonesia akan timbul dengan material bambu tersebut. Sehingga kesan ramah semakin kuat pada rumah ini tanpa meninggalkan kesan modern yang biasanya "modern" akan terkesan angkuh.
O iya, atap Teras Ruang Tamu saya desain adanya menerus ke atas pada sisi selatan Teras ini juga untuk menimbulkan kesan tidak menjulang. Kesan menjulang pada rumah akan timbul jika atap teras ini tidak menerus ke lantai atas dan terputus adanya bangunan dinding pada lantai atas. Dengan mengurangi sosok menjulang pada rumah akan "makin-makinan" ramah rumah ini. Ramah terhadap tetangga, ramah terhadap lingkungan.
Bersama surat ini saya sertakan gambar-gambar desain 3 dimensi rumah bapak. Juga saya sertakan beberapa foto-foto contoh aplikasi desain yang serupa dengan desain saya, sehingga bapak Kris dapat membayangkannya secara "real".
Demikan dulu pak Kris dari saya. Mudah-mudahan apa yang menjadi "uneg-uneg" desain saya selaras pula dengan apa yang menjadi hasrat bapak terhadap rumah ini.
Saya tunggu respon bapak.
Terima kasih.
Rachmadi Triatmojo
Sebelumnya saya mohon ma'af atas waktu yang agak panjang dalam desain 3 dimensi rumah bapak. Ini semata-mata agar betul-betul saya dapat memikirkannya secara maksimal.
Rumah Ramah
Rumah ini saya beri judul "Rumah Ramah". Yaitu rumah suatu keluarga sarat dengan kegiatan-kegiatan sosial seperti ; arisan, rapat RT dan kumpul-kumpul lainnya. Wajah Ramah pada rumah ini mudah-mudahan tergambar pada desain kami. Kira-kira begitu apa tidak, pak Kris ? Kalau salah mohon ma'af.
Rumah ini juga diupayakan mencari solusi mengurangi radiasi panas dari sinar matahari tropis, dikarenakan rumah ini menghadap Barat. Rumah yang secara langsung "menantang" sengat panas matahari kira-kira antara pukul 13.00 sampai pukul 15.00. Sehingga rumah ini dapat dikatakan ramah juga terhadap lingkungan fisik atau lingkungan hidup.
Tampak Depan |
Baik, sekarang saya akan jelaskan satu - persatu konsep per bagian komponen bangunan rumah atau per ruangan.
Ketika pertama kali kita sampai pada depan rumah, maka yang akan kita lihat sebagai "point of interest" rumah ini adalah Teras Ruang Tamu.
Teras Ruang Tamu dengan gaya terbuka adalah ciri khas Rumah Tropis untuk mendapatkan naungan yang luas dari atapnya tanpa mengurangi semilir angin yang mau lewat di ruangan tersebut (ingat rumah-rumah kuno zaman penjajahan Belanda demikian juga). Teras Ruang Tamu dengan gaya seperti ini juga akan memberi kesan "menyambut" setiap orang yang ingin berkunjung. Kesan "rendah hati" dan tidak sombong atau tidak angkuh. Kesan ini di perkuat dengan adanya pagar yang tidak terlalu tinggi dan berlobang-lobang untuk meninggalkan kesan tertutup dan masif.
Tampak Belakang |
Teras ini fleksibel, apabila dibutuhkan ruangan yang lebih luas, maka kita bisa menambah ruangan dengan membiarkan pintu dan jendela terbuka. Sehingga akan terjadi komunikasi antara dalam dan luar secara visual dan verbal. Ruang keluarga bisa menjadi tambahan ruang bila kegiatan-kegiatan sosial perlu mengakomodasi tamu dalam jumlah banyak.
Adat ketimuran biasanya menuntut adanya pemisahan antara pria dan wanita, maka Teras Ruang Tamu dan Ruang Keluarga menjadi sarana menjaga adat ketimuran tersebut ; misalnya tamu pria di depan di Teras dan tamu wanita di dalam di Ruang Keluarga.
Teras Ruang Tamu |
Kemudian, di depan rumah kita juga melihat adanya "gril" jendela-jendela ruang depan yang dirambati tanaman rambat. Gril yang terbuat dari besi "hollow" inilah menjadi solusi menangkal radiasi panas sinar matahari tropis dari arah Barat. Pola garis-garis mendatar pada besi hollow semata-mata memberi gaya minimalis sesuai keinginan Pak Kris.
Jikalau kita melihat bagian atas dari tampak depan rumah ini, maka akan terlihat adanya Balkon di sisi Utara. Balkon ini memang ketika pengajuan Denah Awal tidak ada.
Dalam proses desain, ide ini timbul dikarenakan ; bentuk massa "box" sudah ada pada Tampak Depan rumah ini pada sisi Selatan. Sehingga kalau kita ciptakan bentuk "box" kembali akan timbul kebosanan dan ritme Tampak Depan rumah yang kurang dinamis.
Alasan berikutnya adalah, balkon terletak pada sisi yang bisa diakses melalui
Ruang Kerja yang mana balkon berfungsi sebagai ruang "refreshing" ketika jenuh dalam bekerja.
Balkon juga berfungsi sebagai sarana ruang untuk berbincang-bincang dengan teman, saudara atau siapapun tanpa memutus komuniKasi dengan lingkungan tetangga sekitar.
Sebenarnya balkon pada asalnya ingin saya letakkan di depan Ruang Kerja, tetapi saya berpikir kenapa Balkon tidak saya manfaatkan untuk menutupi ruang jemur yang ada di atas Garasi.
Balkon |
Nah, bila kita mulai masuk ke dalam lagi ke Ruang Keluarga dan Ruang Makan maka akan kita rasakan penyatuan ruang-ruang tersebut. Hal ini adalah untuk menyiasati ruangan dalam rumah agar terlihat luas tanpa sekat. Karena kalau terjadi pemisahan secara tegas pada ruang-ruang ini maka akan terasa sempit.
Konsep yang sama diterapkan secara vertikal, dimana ruang-ruang ini dihubungkan dengan ruang-ruang di lantai atas dengan adanya Void.
Jendela-jendela yang menerus dari atas sampai bawah baik di depan Ruang Keluarga dan Void maupun yang terdapat di depan Teras Belakang adalah agar pandangan ke arah taman belakang dari ruang-ruang atas tidak terhalang.
Begitu pula konsep yang sama diterapkan pada area "box" bordes (lantai transisi) Tangga.
Tangga saya desain dengan bagian "kolong" nya dipadu dengan kusen dan kaca untuk menimbulkan kesan "melayang" dan "ringan" pada tangga. Hal tersebut juga membuat ruang-ruang disekitarnya terasa lega dan tidak "sumpek".
Desain railing dan pagar Void saya desain sama dengan railing Teras Ruang Tamu dan Balkon agar terjadi kesatuan desain (unity) dan kontekstual antara Ruang Luar dan Ruang Dalam.
VOID |
Pada sisi kamar mandi, saya buat ruang terbuka kecil, semata-mata agar terjadi sirkulasi udara yang lancar pada Kamar mandi lantai Atas maupun Bawah. Hal tersebut berguna agar Kamar Mandi selalu kering dan tidak lembab. Ruang terbuka kecil itu juga untuk memasukkan cahaya ke kamar mandi, sehingga anggota keluarga setiap masuk ke Kamar mandi pada siang hari tidak perlu menyalakan lampu. Hal tersebut berdampak penhematan energi listrik.
Adapun Dapur saya letakan di depan dekat dengan Garasi mempunyai beberapa alasan ; agar dekat dengan ruang-ruang service dan mudah mengaksesnya bila anggota keluarga pulang berbelanja.
LOKASI TAPAK |
Begitu pula tuan rumahpun tidak perlu membalas dengan suara keras karena dekatnya Dapur dengan Teras.
Dapur juga mempunyai sedikit meja pantry yang berhubungan dengan Ruang Makan sebagai tempat menaruh makanan yang siap disajikan.
Untuk Ruang-ruang service lainnya dikumpulkan di atas Garasi agar mudah dalam operasionalnya. Ruang Jemur di dalam berfungsi untuk menjemur pakaian bila dalam keadaan hujan. Ruang ini saya beri lobang-lobang ventilasi ke arah taman dalam agar timbul aliran angin yang mempercepat keringnya pakaian bila di jemur di dalam, dalam keadaan hujan.
Ruang ini juga mengantisipasi menjemur pakaian dalam keadaan Musim Hujan yang tidak menentu untuk saat ini karena dampak Global Warming (Pemanasan Global) akibat kerusakan lingkungan di negara kita.
Taman Dalam |
Untuk hal-hal yang lebih detail adalah adanya aplikasi bambu pada pintu gerbang depan. Bambu ini dianyam pada rangkaian besi-besi beton. Suasana akrab Indonesia akan timbul dengan material bambu tersebut. Sehingga kesan ramah semakin kuat pada rumah ini tanpa meninggalkan kesan modern yang biasanya "modern" akan terkesan angkuh.
O iya, atap Teras Ruang Tamu saya desain adanya menerus ke atas pada sisi selatan Teras ini juga untuk menimbulkan kesan tidak menjulang. Kesan menjulang pada rumah akan timbul jika atap teras ini tidak menerus ke lantai atas dan terputus adanya bangunan dinding pada lantai atas. Dengan mengurangi sosok menjulang pada rumah akan "makin-makinan" ramah rumah ini. Ramah terhadap tetangga, ramah terhadap lingkungan.
Bersama surat ini saya sertakan gambar-gambar desain 3 dimensi rumah bapak. Juga saya sertakan beberapa foto-foto contoh aplikasi desain yang serupa dengan desain saya, sehingga bapak Kris dapat membayangkannya secara "real".
Demikan dulu pak Kris dari saya. Mudah-mudahan apa yang menjadi "uneg-uneg" desain saya selaras pula dengan apa yang menjadi hasrat bapak terhadap rumah ini.
Saya tunggu respon bapak.
Terima kasih.
Rachmadi Triatmojo
11 komentar
Salam kenal!
kebetulan saya ada rencana bangun rumah dengan ukuran tanah 60x12.Terimakasih