Silahkan chat dengan kami Admin akan membalas, mohon tunggu.
Bismillah, Ada yang bisa dibantu? ...
Mulai chat ...
Rumah Mleyok, Cikarang

Testimoni
"... pertama menggunakan arsitek online diliputi keraguan & was-was, namun ..."

Desain Rumah Nyaman (2)

Sebelumnnya jika Anda berkenan membaca Desain Rumah Nyaman (1) silahkan TAP /KETUK > di sini

Kelembapan dan Ventilasi (sirkulasi) Udara

         Awal Agustus 2012, jam 12.30 di sekitar rumahku, Kroya (Kroya adalah daerah dataran rendah dekat dengan pantai Selatan pulau Jawa). Langit cerah membiru, tiada awan, tiada mendung. Cahaya Matahari terik terasa menyinari langsung di sekitar rumahku.

         Bagaimana kira-kira menurut Kamu suhu lokal di sekitar rumahku? Panas ... ya? 

          Tidak! Kamu salah tebak! Suhu udara di sekitar rumahku dingin! Lho kok bisa?

          Pada awal Agustus di Indonesia adalah masa-masa masih mengalami musim kemarau. Pada musim kemarau kelembaban udara berkisar 40% - 70%. Pada kelembaban udara 40% - 70% itu udara masih terasa nyaman, sejuk walaupun sinar matahari terik langsung menyinari area bumi tanpa penghalang satu apapun.

         Sedangkan kebalikannya pada musim hujan kelembaban udara berkisar 80% - 100%. Sehingga, apa yang dirasakan oleh kulit kita ketika musim hujan? Udara di sekitar  rumahku terasa panas. Panas ini timbul dikarenakan kelembapan udara yang tinggi ini. 

         Apalagi dalam keadaan suasana atmosfir sedang menunggu penyerbuan hujan lebat, kelembapan udara akan terasa sangat jenuh. Jika kelembapan udara sudah sangat terasa jenuh, maka tubuh kita tidak bisa menguapkan air keringat lagi. Tubuh dalam keadaan berkeringat terus menerus yang dapat menimbulkan rasa sesak, kotor keringat yang mengakibatkan bau yang tidak sedap, panas dan melesukan tubuh.

         Dengan demikian, untuk desain rumah yang nyaman dari sisi kelembapan udara adalah berkisar 40% - 70%. Untuk menjaga kelembapan udara yang menghasilkan rasa sejuk tersebut maka perlu adanya; 
  • proses pengeringan dalam mempercepat proses penguapan
  • Lebih-lebih di musim hujan, maka penguapan di usahakan secepat mungkin.
         Pengeringan tersebut dapat dicapai dengan; 
  • pemanasan oleh matahari yang sangat berlimpah di negara kita ini. 
  • Sedangkan untuk bagian-bagian area rumah yang tidak terkena atau tidak lama terkena sinar matahari perlu adanya pengeringan yang dibantu dengan penghembusan udara yang mengalir.

Ventilasi Udara

         Dari penjelasan di atas, maka cara yang paling utama dalam desain rumah di daerah tropik lembap bahwa; 

kita harus selalu mengusahakan aliran udara. Aliran udara tersebut harus dengan mudah menembus seluruh ruangan dan unsur-unsur bangunan rumah secara terus menerus. Aliran udara atau angin sepoi-sepoi tersebut tidak mengganggu bahkan dirasakan nikmat /nyaman.

          Adapun prinsip Ventilasi Udara adalah :

Ventilasi udara diperoleh dengan; 
  • memanfaatkan perbedaan-perbedaan bagian-bagian ruang yang berbeda suhunya, 
  • karena itu adalah berbeda tekanan udaranya
  • Udara akan mengalir dari bagian yang bertekanan tinggi (dingin) ke bagian yang bertekanan rendah (panas).
         Ventilasi yang paling baik adalah; 

ventilasi yang mengalir secara alami tanpa ditolong oleh alat-alat seperti kipas angin , exhaust dan sebagainya.

          Bila ventilasi alami tidak bisa lancar, maka barulah diperlukan ventilasi dengan bantuan alat. Karena, ventilasi dengan alat perlu adanya biaya pengadaan alat, pemeliharaan, dan energi listrik disamping juga sering menimbulkan sakit "masuk angin" yang mengakibatkan juga sakit kepala.

         Oleh sebab itulah, kita harus berusaha sedapat mungkin men desain rumah dengan ventilasi alami.

Ventilasi Horizontal

         Ventilasi Horizontal, timbul dikarenakan arus angin yang datang horizontal dari sumber angin. Dari prinsip ventilasi di atas, maka; 

ventilasi horizontal yang baik akan terjadi bila "ada sisi rumah yang sengaja kita buat relatif panas dan ada sisi rumah yang lain sejuk".

          Keadaan tersebut bisa didapat dengan:

1. Penanaman pohon yang rindang atau karena satu sisi rumah dalam bayangan, dan sebagainya.


2. Memperhatikan; 
  • aturan sisi rumah panas dan sisi rumah sejuk dalam desain rumah 
  • atau dalam menyusun ruang-ruang denah rumah.
3. Harus juga diperhatikan darimana arah angin yang paling sering dan kencang berhembus.

(a) Tidak ada arus, karena tidak ada jalan keluar

(b) Lubang keluar sama luas dengan lubang masuk.
Arus ventilasi baik untuk daerah kedudukan tubuh manusia. Lebih baik bila lubang keluar diperluas.

(c) Lubang masuk tinggi, lubang keluar rendah.
Menimbulkan kantong udara berhenti di bawah lubang masuk, justru pada tempat yang dibutuhkan oleh tubuh.

(d) Lubang-lubang luas, ventilasi baik sekali.



(e,f, & g) Penambahan lubang keluar tambahan,
hanya memperbaiki pada daerah tubuh.

(h) Dengan kisi-kisi ventilasi aliran angin,
lebih dapat diperbaiki lagi.

4. Lubang-lubang Ventilasi dalam ruangan-ruangan rumah harus terdapat pada dinding-dinding yang saling berhadapan
  • Hal ini diupayakan agar arus angin dapat menjelajahi ruangan tanpa banyak halangan atau belokan dan dengan kecepatan maksimal. 
  • Dengan demikian maka tidaklah ada gunanya bila kita membuat lubang-lubang ventilasi hanya pada satu sisi dinding saja dalam satu ruangan.
5. Karena jendela-jendela harus ditutup pada malam hari, maka kita masih membutuhkan tambahan lubang-lubang ventilasi lain. 
  • Dan sebaiknya kita mempunyai lubang ventilasi yang banyak daripada kurang.  
  • Karena, lebih mudah menutup lubang ventilasi yang berlebih daripada menambah kekurangan lubang ventilasi.
6. Dalam desain rumah, luas kebutuhan ventilasi untuk ruang-ruang seperti ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, dan sebagainya dianggap cukup bila paling sedikit mencapai 1/3 luas lantai.

7. Untuk; 
  • kamar mandi, WC dan dapur membutuhkan banyak ventilasi. Luas ventilasi 0,5 m2 sudah mencukupi.  
  • Untuk dapur, masih dibutuhkan tambahan lubang-lubang ventilasi yang tinggi langsung di bawah plafon atau langit-langit.
8. Karena ventilasi horizontal mengandalkan arah dan tekanan angin dari luar, maka sebaiknya jendela-jendela atau lubang-lubang ventilasi ditempatkan pada sisi yang paling menghisap angin dari dalam keluar. 
  • Terutama untuk kamar mandi dan WC dicegah agar arus angin tidak menghembus ke dalam rumah, koridor, dan sebagainya tetapi keluar rumah.
9. Perlu adanya desain ventilasi rumah yang terletak di atas dan di bawah yang saling berhadapan dalam satu ruang (ventilasi silang secara vertikal dan horizontal)
  • Usahakan lubang ventilasi yang di atas diletakkan sedekat mungkin dengan plafon sedangkan lubang ventilasi yang di bawah sedekat mungkin dengan lantai
Mengapa?
  • Karena udara dingin selalu mengalir dari bawah naik ke atas menekan udara yang panas yang ada di atas. Dan akhirnya, dengan adanya lubang ventilasi di atas udara panas tersebut akan memiliki jalan keluar.
10. Perlu perhatian juga pada atap rumah. Karena atap rumah adalah yang pertama kali menerima sinar matahari
  • penutup atap sebaiknya dari bahan atap yang dapat "bernafas". Yaitu adanya lubang-lubang kecil atau rongga-rongga kecil sebagai jalan aliran angin.  
  • Sehingga, aliran angin dapat masuk menerobos ke area di bawah atap dan mengusir panas akibat panas sinar matahari yang diterima atap. 
  • Penutup atap yang mempunyai rongga-rongga kecil adalah genteng
  • Sedang penutup atap seperti plastik, seng, alumunium atau asbes (fibersemen) membuat area di bawah atap kedap dan tidak memungkinkan lagi adanya hembusan angin yang bisa menembus atap. Sehingga, panas tersebut tidak dapat diturunkan temperaturnya yang selanjutnya akan terus turun ke dalam ruangan di bawahnya. 
  • Jika kita memakai atap yang kedap seperti di atas, perlu diadakan ventilasi khusus di ruang antara bawah atap dan plafon. 
  • Dalam membuatnya perlu diperhatikan bahwa lubang ventilasi khusus tersebut jangan sampai menjadi jalan masuknya burung, kelelawar atau tikus. Dengan demikian, lubang ventilasi itu perlu diberi kawat nyamuk (strimin) yang terbuat dari kawat besi agar kuat tidak tembus oleh hewan-hewan tersebut di atas.

Daftar Pustaka

  • Pengantar Fisika Bangunan oleh Dipl. Ing. YB. Mangunwijaya - Penerbit Djambatan
  • Dasar-dasar Eko Arsitektur oleh Heinz Frick dan FX. Bambang  Suskiyanto - Penerbit Kanisius
  • Majalah IDEA 08/01 - September 2004
  • Majalah IDEA 15/02 - April 2005
  • Tabloid Rumah - 22 Januari - 4 Februari 2003
  • Tabloid Rumah - 30 Mei - 12 Juni 2006
***